BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis
Evaluasi Pembelajaran PAI
Jenis-jenis
evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam ada beberapa macam yaitu:[1]
1. Evaluasi formatif
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui
hasil belajar yang dicapai anak didik setelah ia menyelesaikan program dalam
satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu.
2. Evaluasi sumatif
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap
hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran utuk menentukan jenjang
pendidikan berikutnya.
3. Evaluasi penempatan (placement)
Yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum
peserta didik mengikuti proses belajar mengajar untuk kepentingan penempatan
pada jurusan atau fakultas yang diingini.
4. Evaluasi diagnostik
Yaitu evaluasi yang dilakukan tehadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, meliputi
kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.
5. Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru
yang akan diajarkan.
Sebagai suatu program, evaluasi
pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu:[2]
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan
Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan
tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran. Persoalan yang disoroti
menyangkut tentang kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan
kemungkinan implementasi program dan tercapainya keberhasilan program
pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun
dan dikembangkan.
2. Evaluasi monitoring
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa
apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara efektif dan apakah program
pembelajaran terlaksana sebagaimana mestinya.
3. Evaluasi dampak
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat
diukur berdasarkan kriteria keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan
program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai
tingkat efisiensi pelaksanaan program pembelajaran untuk itu diperlukan
perbandingan antara jumlah biaya,tenaga dan waktu yang diperlukan dalam suatu
program pembelajaran dengan program lainnyan yang memiliki tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai
program pembelajaran secara menyeluruh, seperti perencanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi.
Dalam perspektif kurikulum, evaluasi dapat dibagi
menjadi empat jenis yaitu:[3]
1. Evaluasi reflektif
Jenis evaluasi ini mengkaji tentang ide
yang dikembangkan dan dijadikan sebagai landasan bagi kurikulum. Ada beberapa
kemungkinan pelaksanaan jenis evaluasi reflektif yaitu:
a. Pada waktu pertama kali ide dikemukakan
b. Pada waktu terjadi proses ketika suatu
kurikulum sebagai rencana akan dikembangkan oleh suatu tim.
c. Pada waktu kurikulum sebagai rencana telah
selesai ditulis.
d. Pada waktu kurikulum sebagai kegiatan
sedang dikembangkan.
2. Evaluasi rencana
Evaluasi ini banyak digunakan orang ketika
inovasi mulai diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum dan setelah teknologi
pengembangan kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-format tertentu.
3. Evaluasi proses
Evaluasi proses sering disebut dengan
implementasi kurikulum. Istilah proses digunakan untuk memperkuat pengertian
kurikulum sebagai suatu proses, sesuatu yang terjadi di sekolah. Asumsi
evaluasi proses adalah suatu proses banyak menentukan keberhasilan kurikulum.
Jenis evaluasi ini lebih banyak mempehatikan dimensi kuriklum sebagai kegiatan
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kepala sekolah, guru,
peserta didik, sarana dan prasarana, sistem supervisi dan monitoring,
lingkungan, orang tua dan sebagainya.
B. Evaluasi
Hasil Belajar PAI Menurut K-13
Pada
hakikatnya penilaian dalam kurikulum 2013 dalam kegiatan penilaian hasil
belajar peserta didik tidak terlepas
dari tiga aspek yang saling berkaitan yaitu: pengukuran (measurement),
penilaian (assesment) dan evaluasi (evaluation). Ketiga istilah
tersebut memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pada
kurikulum 2013, aspek yang dinilai tergantung pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD).[4]
1. SKL mencakup aspek sikap (attitude),
pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skills).
2. KI mencakup aspek kompetensi sebagai
berikut:
a. KI-1 aspek sikap peserta didik terhadap
Tuhan.
b. KI-II aspek sikap peserta didik terhadap
diri sendiri dan lingkungannya.
c. KI-III aspek pengetahuan peserta didik.
d. KI-IV aspek keterampilan peserta didik.
Berdasarkan
peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang dijelaskan bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan
yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Adapun fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Bahan pertimbangan dalam menentukan
kenaikan kelas.
2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar
mengajar
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa
Terdapat beberapa komponen penting yang
perlu dipahami tentang kurikulum 2013, yaitu:[5]
1.
Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang dimiliki oleh peserta didik.
2.
Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam kurikulum
3.
Kompetensi Inti
adalah
kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan/atau keterampilan yang dimiliki oleh
peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan atau jenjang
pendidikan tertentu. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi utama dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
harus dipelajari dan dimiliki peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas,
dan mata pelajaran tertentu.
4.
Kompetensi
Dasar adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan
bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan atau
keterampilan yang dimiliki pserta didik setelah pokok bahasan tertentu.
5.
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada semester tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
6.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detail pada suatu
materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
7.
Standar
penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, instrumen, dan kriteria penilaian proses
dan hasil belajar peserta didik.
C. Syarat Tes
yang Baik
1. Validitas
Ketentuan penting dalam evaluasi adalah
bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Mengevaluasi dapat
diumpamakan sebagai pekerjaan memotret. Gambar potret atau foto dikatakan baik
apabila sesuai dengan aslinya. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan
disebut data valid.[6]
Validitas adalah suatu standart ukuran yang menunjukan ketepatan dan kessahihan
suatu instrument.[7]
Validitas terbagi menjadi dua jenis yaitu
pertama validitas yang menyangkut soal secara keseluruhan. Kedua yakni
validitas yang menyangkut butir soal atau item dan Validitas factor yang
menyangkut bagian materi.
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu:[8]
a. Validitas logis
Istilah validitas logis berasal dari kata
logika yang berarti penalaran. Dengan demikian maka vaiditas logis untuk sebuah
instrument evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrument yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Ada dua macam validitas logis
yang dapat dicapai oleh sebuah instrument yaitu:
1) Validitas isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi
apabila mengukur tujuan khusus yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan. Validitas ini dapat diusahakan tercapai sejak saat penyusunan
dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.
2) Validitas konstrak (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
konstrak apaila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
Konstrak dalam pengertian ini bukanlah susunan seperti yang sering dijumpai
dalam tehnik, tetapi merupakan rekaan psikologis, yaitu suatu rekaan yang
dibuat oleh para ahli ilmu jiwa dengan cara tertentu “memerinci”.
b. Validitas empiris
Validitas empiris memuat kata empiris yang
artinya pengalaman. Sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas
empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris terbagi menjadi
dua yaitu:[9]
1) Validitas “ada sekarang” (concurrent
validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan
validitas empiris. Sebuah tes dikatakan validitas empiris jika hasilnya sesuai
dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang
dipasangkan. Dalam hal ini, hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman.
2) Validitas prediksi (predictive validity)
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal
selalu mengenal hal yang akan datang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan
apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2. Reliabilitas
Kata realibilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability
dalam bahasa inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya
dapat dipercaya. Seperti halnya istilah validitas dan valid, kekacauan dalam
penggunaan istilah “realibilitas” sering dikacaukan dengan istilah “reliabel”.
“realibilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliabel” merupakan kata
sifat atau kata keadaan.[10] Reliabilitas
adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan
hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.[11]
Seseorang
dapat dikatakan dapat dipercaya jika seseorang tersebut selalu berbicara ajeg,
tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.
Demikian pula halnya sebuah tes. Tes tersebut dikatakan dapat
dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila di teskan berkali kali.
Sebuah tes dikataka reliabel apabila hasil tes tes tersebut menunjukkan
ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(ranking) yang sama dalam kelompoknya.
Walaupun tampaknya hasil tes pada pengetesan kedua lebih baik, akan
tetapi karena kenaikannya diambil oleh semua siswa, maka tes yang digunakan
dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Kenaikan hasil tes kedua
barang kali disebabkan oleh adanya “pengalaman” yang diperoleh pada waktu
mengerjakan tes pertama, dalam keadaan seperti ini dikatakan bahwa ada carry-over
effet atau practice-effect, yaitu adanya akibat yang dibawa karena
siswa telah mengalami suatu kegiatan.
Jika dihubungkan dengan validitas maka:
-
Validitas adalah ketepatan.
-
Realibilitas adalah ketetapan.
3.
Objektivitas
Dalam pengertian sehari-hari objektif berarti tidak adanya unsur
pribadi yang mempengaruhi. Lawan dari objektif adalah subjektif, artinya
terdapat unsur pribadi yang masuk memengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki
objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang
memengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem skoringnya.
Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan
ketetapan (consistency) pada sistem skoring, sedangkan realibilitas
menekankan ketetapan dalam
hasil tes.
4. Praktikabilitas (practicability)
Sebuah tes dikatakan memiliki
praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah
pengadministrasiannya.[12]
Tes yang praktis adalah tes yang:
a. Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut
peralatan yang banyak dan memberi kebebasan pada siswa untuk mengerjakan
terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
b. Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu
dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal bentuk
objektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa
dalam lembar jawaban.
c. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
jelas.
5. Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis disini adalah
bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak
dan waktu yang lama.
6. Efisiensi
Yaitu tes ang dilakukan merupakan tes yang
mudah administrasinya, penilaian dan interpretasinya (penafsirannya). Selain
itu, evaluasi yang dilaksanakan harus secara cermat dan tepat pada sasarannya.[13]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis evaluasi pembelajaran secara garis
besar dibagi menjadi lima yaitu:
a. Evaluasi formatif yaitu dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik
selama proses belajar berlangsung.
b. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil
belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran utuk menentukan jenjang
pendidikan berikutnya.
c. Evaluasi penempatan (placement) yaitu
evaluasi yang dilakukan sebelum peserta didik mengikuti proses belajar mengajar
untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diingini.
d. Evaluasi diagnostic yaitu evaluasi yang
dilakukan tehadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik,
meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar
mengajar.
e. Evaluasi prasyarat yaitu evaluasi yang mirip dengan pre test. Tujuannya adalah
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru
yang akan diajarkan.
2. Pada hakikatnya penilaian dalam kurikulum
2013 dalam kegiatan penilaian hasil belajar
peserta didik tidak terlepas dari tiga aspek yang saling berkaitan
yaitu: pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan
evaluasi (evaluation). Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang
berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pada kurikulum 2013, aspek yang
dinilai tergantung pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),
dan Kompetensi Dasar (KD).
3. Suatu tes dikatakan baik apabila memenuhi
enam syarat berikut:
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Objektivitas
d. Praktikabilitas
e. Ekonomis
f. Efisiensi
B. Saran
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Makalah ini dapat terselesaikan dengan
kerjasama tim. Dan kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan
dengan mengetahui semua hal yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran PAI, semoga
kita dapat melakukan evaluasi pembelajaran secara maksimal agar tujuan dari
pendidikan itu sendiri dapat tercapai secara maksimal. Amin.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin,
zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto,
Suharsimi.2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
http://arminaven.wordpress.com/2011/04/03/makalah-jenis-dan-syarat-evaluasi-pendidikan- islam/.29 September 2014. 10:35
Putro Widoyoko, Eko. 2009. Evaluasi
Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[7] http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html.06
Oktober 2014 08:10
[11] http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html.06
Oktober 2014 08:10
[13] http://arminaven.wordpress.com/2011/04/03/makalah-jenis-dan-syarat-evaluasi-pendidikan- islam/.29 September 2014. 10:35
Beginners Guide to the Best Baccarat Strategy - WorRione
BalasHapusThe Baccarat 메리트 카지노 Strategy is based on worrione the number of tricks, with the 인카지노 objective of winning at least 200 tricks. The dealer must predict all three numbers to win. The dealer